SUNYINYA IDUL FITRI ADALAH CARA ALLAH MENDIDIK HAMBANYA
Idul fitri kali ini terasa berbeda dari idul fitri sebelum-sebelumnya, di jalanan di pasar di mall di aeluruh tempat wisata sungguh terasa dan terlihat tidak ada hiruk pikuk, macet dan hilir mudiknya anak-anak remaja kita dengan pasangan yang bukan mahramnya kondisi seperti ini sesungguhnya layak kita syukuri karena kita sedang diajarkan oleh Nya bagaimana kita merayakan kemenangan tanpa merusak perjuangan iman kita selama rlatihan di bulan amadhan.
Sesungguhnya terjadinya perubahan siklus kefitrian kita kali ini yang sunyi dari kebiasaan kebiasaan yang tidak priduktif juga sebagai bagian dari cara Allah mendidik kita untuk memahami makna haqiqi dari kefitrian itu sendiri, kepfitrian yang sunyi, yang sepi dari huru hara serta tercabik2 nya akal sehat serta tergerusnya iman setelah melalui diklat yang dilaksanakan sebulan penuh rasanya menjadi hambar dan kehilangan hakikat serta rohnya tatkala memasuki suasana lebaran
Begitu ramadhan berlalu berganti dengan suasana lebaran harus kita akui selama ini terjadi seolah sirna dan hilang kefitrian kita karena telah memasuki pase dimana kebiasaan selama ramdhan langsung berubah dengan polarisasi massa dari pagi sampai dinihari melaksanakan kegiatan yang kontra produktif dengan suasana ramadhan yang syahdu indah dan penuh dengan nuansa keislaman yang menyejukan
Idul fitri di tengah ujian wabah Covid-19 ini, sepertinya kita diajarkan untuk memahami dan belajar bagaimana kita melaksanakan dan mempraktekan sikap sabar dan menahan diri dari segala bentuk yang bertolak belakang dengan nilai-nilai kepfitrian itu sendiri, kita harus memahami bahwa tengah segala keterbatasan interakasi dan kesulitan akibat pandemi, kita belajar tetap bersabar sehingga tidak terjerumus dalam emosi, amarah, perdebatan.
Menghadapi kondisi pandemi covid19 ini janganlah kita terjebak kapada keputusasaan yang membuat situasi ini semakin sulit. Kita bersabar dan menjaga harapan dengan terus berupaya menjaga jarak fisik, menjaga kebersihan, hingga gotong royong membangun kepedulian dengan membantu sesama yang membutuhkan. Kesabaran menghadapi ujian pandemi ini juga bisa menjadi salah satu jalan meraih makna kemenangan di Hari Raya Idul Fitri.
Kita tahu, dalam Islam, kita diajarkan untuk bersabar dalam menghadapi ujian, cobaan, tekanan, dan kondisi sesulit apapun agar keimanan kita benar-benar meraih puncak kesempurnaannya manakala menghadapi semua ujian Allah ini kita bisa dengan ikhlas dan sabar menghadapinya serta tetap melakukan upaya prefentif menghondari terdampaknya kita dari bahaya wabah ini
Kepada orang-orang yang memiliki sifat sabar, Allah Swt menjanjikan keberuntungan dengan surga dan keselamatan dari api neraka. Bahkan, kesabaran begitu lekat dengan kemenangan. Kemenangan di dunia apalagi kemenangan di akhirat kelak, karena seseorang yang mengaku beriman maka dipastikan akan selalu menghadapi serangkaian ujian dan cobaan dari Allah sebagai pembuktian keimanannya tersebut apakah benar-benar telah menghunjam kuat dan telah mengkristal di dalam segenap jiwanya, akan tetapi kita juga harus meyakini bahwa ujian dan cobaan yang Allah berikan dipastikan sesuai dengan !kemampuan hambanya memikulnya karena Allah swt lebih mengetahuinsegala sesuatu atas hambaNya
Wassalm
Alfauzan
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap pak, Mohon maaf lahir dan batin
Mantul Pak kepsek
Terimakasih buk waka
Semoga didikan Allah melalui pandemi ini menjadikan kita sebagai hamba yg lebih bersyukur dan jauh dan ujub.
Iya terimakasih dik
Terimakasih kwn2 hebatkundi gurusiana atas tanggapannya